Sewaktu masih duduk di sekolah
dasar dulu, saya teringat bahwa guru saya pernah menerangkan kepada kami
sejumlah budaya dan wisata yang ada di Negara Indonesia ini. Kami semua hanya
bisa diam dan mendengarkan tanpa pernah membayangkan bahwa kami akan bisa
sampai di kota-kota tersebut. Salah satu nya kota yang di terangkan guru kami
dulu adalah provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, provinsi yang terletak di paling
utara pulau Sumatera ini memiliki beragam budaya dan cerita nya tersendiri yang
menarik untuk diketahui.
Berangkatlah kami 6 sekawan yang
akan menjelajahi kota Banda Aceh ini, mereka diantaranya adalah saya, Rio,
Hendra, Arif, Mas Aziz, dan Mas Aris. Kami semua mendapatkan tiket promo dari
Air Asia untuk rute penerbangan Surabaya-Medan pp dengan harga Rp.230.000 yang
sebelumnya diberitahu oleh master tiket pesawat promoan yaitu Rio. Rio sendiri
adalah teman saya dari komunitas BMC Jogja yang juga menggemari pesawat dan
kereta promoan. Hendra teman saya dari BMC Sumatra yang punya hubungan LDR
dengan pacarnya di Banda Aceh, makanya saya ajak untuk melepas dahaga nya
sesaat. Arif teman saya dari BMC Bandung, dia bolang paling ternama di seantero
kota Bandung. Mas aziz teman kami dari BMC Jogja yang juga bekerja di Bus
pariwisata Gege Trans di Jogja. Dan Mas Aris teman Rio dari Petugas KA di
stasiun Lempuyangan Jogja. Mohon maaf kalau ada salah penulisan nama dan asal J
Rabu, 8 November 2012, saya dan
hendra janjian untuk bertemu di stasiun Senen, Jakarta Pusat. Kami berdua akan
berangkat menuju Surabaya dengan kereta Gaya Baru Malam Selatan dengan alasan
financial. Dengan harga tiket kereta sebesar Rp. 33.500 yang kami beli di
Alfamart beberapa waktu lalu, berangkatlah kami menuju Surabaya. Ngegembel dulu
baru berkelas kemudian, “Backpacker dahulu ala koper kemudian”, begitu teman
saya Devi menyebutnya. Tepat pukul 12.30 wib, kereta berangkat menuju Surabaya.
Ini kedua kalinya saya naik
kereta ekonomi, sebelumnya saya kapok naik kereta ekonomi Progo dari Jogja
menuju Jakarta karena kondisinya yang benar” menyengsarakan waktu itu. Namun
perbaikan pelayanan terus dibenahi PT KAI dalam melayani pengguna kereta api
sehingga kereta ekonomi saat ini sudah jauh lebih nyaman dibanding pengalaman
saya sebelumnya. Sudah tidak ada lagi penumpang yang berdiri dan tiduran di
lantai, toilet semakin bersih dan full air, pedagang sudah tidak banyak, dan
pemeriksaan penumpang dan pedagang liar semakin ketat. Salut untuk perbaikan
kualitas pelayanan PT, KAI .
Saya dan hendra duduk di gerbong
3, bersama 104 penumpang lainnya yang menuju tujuannya masing”. Satu gerbong
kereta ini berisi 106 penumpang kalau saya tidak salah lihat waktu itu. Kereta
melesat cepat melewati beberapa stasiun dan kota-kota di selatan pulau jawa
ini. Duduk dalam kereta dengan waktu tempuh 15 jam membuat saya jenuh. Saya
beranjak dari kursi dan nongkrong di sambungan gerbong bareng hendra untuk
nyari angin. Ada kejadian memalukan yang sempat membuat kami tertawa saat
kereta akan memasuki stasiun Klaten, saya sempat terjatuh dari kereta karena
pegangan saya pada pintu terlepas dan membuat lutut saya terluka cukup santai.
Untung keretanya udah mulai pelan ckckck…
Kami turun di stasiun Wonokromo,
Jatim pukul 3 pagi. Kata teman saya Praba dari stasiun wonokromo ke terminal
Bungurasih lebih dekat daripada turun di stasiun terakhir di Gubeng. Turun dari
kereta kami bingung mau naik apa ke Bungur, soalnya kami berdua belum pernah
berwisata di kota Surabaya. Jam terbang kami lebih banyak menjelajah di pulau
Sumatra dibanding di pulau jawa. Di luar terminal ada angkot sejenis Elf yang
menuju bungur, cus kita naik ..
Saat akan turun di terminal
Bungurasih, sang kernet menagih ongkos yang sama sekali tidak masuk akal.
Dengan waktu tempuh tak lebih dari 15 menit kami diminta bayaran Rp. 20.000 per
orang. Gila kan !! memang sudah Indonesiawi kalo ada orang asing masuk kota
mereka dikenakan tarif seenak udel nya dewe. Dengan alasan angkot tsb mengantri
sejak jam 10 malam mereka meminta tarif dengan harga mahal. Entah berapa tariff
yang dikenakan ke penumpang lainnya di belakang kami karena kami sama sekali
gak ngerti bahasa jawa. Namun sekilas terdengar ada ibu” nego dengan harga
limolas, begitu yg kami dengar. Akhirnya setelah nego panjang Karena kami juga
gak mau dibohongi kami terpaksa bayar Rp. 15.000 per orang. Yowes, anggep saja
skalian amal…
Sampai di bungur, kami bersih”
badan sambil nunggu rio dan mas Aziz. Kami memang janjian di dekat Bus Damri
yang akan membawa kami ke bandara Juanda. Sebelum ke bandara kami membungkus
pecel untuk sarapan di bandara nanti. Jam 05.30 kami berangkat menuju bandara
Juanda dengan bis Damri dengan harga Rp.15.000 per orang. Setengah jam kemudian
kami tiba di bandara dan berkumpul dengan mas Aris. Masih ada waktu 2 jam
sebelum take off, kami sarapan pecel yang kami bungkus tadi dan saling
berkenalan satu sama lain.. dapet temen baru niihh hhe
Jam 7 kami siap berangkat.
Setelah melewati proses yang rumit sebelum naik pesawat, kami duduk sesuai
nomor kursi masing”. Cukup penuh penumpang waktu itu, jadi saya tidak bisa
pindah kursi yang pengen banget deket jendela. Oh iya, ini pengalaman saya dan
hendra yang pertama kali naik pesawat. Maklum saja soalnya kami lebih interest
kalo turing naik Bis. Kami sempat khawatir soalnya kami beli tiket 40 hari
menjelang keberangkatan, tau sendiri kan dengan angka 40 hari? Pengalaman
pertama lagi.. hiiiiiii
Jam 8 pesawat Air Asia dengan
kode penerbangan QZ 7610 lepas landas dengan mulus menuju awan yang tak pernah
saya lihat dari dekat. Norak kan ? ckck
Perjalanan mengudara kami sekitar
3 jam sampai ke bandara Polonia, Medan. Kondisi saya yang cukup lelah akibat 15
jam naik kereta ekonomi membuat saya tertidur cukup pules. Skip aja ya, ga ada
yang menarik selama naik pesawat selain gumpalan awan dan melihat barisan kapal
tangker di samudera lepas dari atas pesawat. Kami tiba di bandara polonia jam
11, dan teman kami Arif sudah menunggu sejak pagi di Polonia soalnya arip naik
pesawat dari bandung menuju medan jam 6 pagi. Melihat macet nya kota medan
siang itu membuat kami berpikir lagi untuk ke Brastagi. Gak mungkin terkejar
soalnya malam nanti jam 9 kami harus berangkat ke Banda Aceh. Yowes, fix batal
ke brastagi dan akhirnya kami mikir mau kemana sambil makan nasi padang. Gak jauh
lah ya dimanapun kami berada disitu nasi padang tersedia.
Di medan ini kami ditemani sepupu
Hendra, namanya Hengky. Jadi gak nyasar deh hhe. Setelah makan siang, kami
istirahat di kostan Hengky. Cukuplah untuk istirahat 3 orang di kasur dan 3
orang di lantai. Disini kami lomba nyari colokan buat nyarger BB yang udah pada
lowbat. Kami tertidur pulas, jam 4 sore kami bangun dan cari makan. Kami
mencoba untuk mencari makanan khas kota medan sampai jauh” naik angkot ke USU,
trus ujung”nya kami makan nasi padang juga deket mesjid raya Medan. Abis makan,
kami sholat isya di masjid raya medan, skalian foto-foto sebentar. Abis itu
naik betor (becak motor) untuk kembali ke kostan hengky untuk ambil tas. Naik betor
dari masjid raya medan sampai ke agen bus CV Pelangi dikenakan tariff Rp.35.000
per betor. Satu betor cukup untuk 3 orang.
Jam 21.30, kami naik bus CV
Pelangi kelas Patas menuju Banda Aceh. Bus-bus medan-aceh ada 4 kelas, ada
kelas biasa dengan tariff 120rb sudah pake AC tapi agak sempit dan sering masuk
terminal untuk nyari penumpang. Ada kelas patas dengan harga 140rb sudah AC,
seat lumayan lapang dan dan tidak masuk terminal” kecil. Lalu ada kelas
executive seat 2-2 sangat lapang seharga 170-180rb, dan kelas Non Stop seat 2-1
dengan tariff 200rb. Silahkan anda pilih sesuai kebutuhan. Untuk rekomendasi,
kelas patas sudah cukup nyaman selama di jalan dan cukup tepat waktu sampai
tujuan. Jalan menuju Banda Aceh sangat lebar dan mulus, tak jarang bus kami
berjalan cukup kencang melibas setiap tikungan. Begitupun dengan bus tujuan
aceh lainnya yang berjalan saling kejar-kejaran saling melewati satu sama lain.
Kami sudah cukup lelah untuk begadang nonton bus “blong-blongan”. Kami memilih
untuk tidur mengisi tenaga untuk city tour Banda Aceh besok. 12 jam kemudia
kami tiba di terminal batoh, Banda Aceh.
Jam 9 pagi kami tiba di terminal,
kami langsung mencari tiket bus untuk kembali ke medan malam nanti. Niat kami
untuk mencoba bus PMTOH “Masterpiece” gagal ketika saat kami tanyakan ke loket
ternyata bus nya sudah penuh terisi. Padahal harga tiketnya paling mahal lho
Rp.200.000 dibanding kelas lainnya yang seharga Rp. 140.000-180.000. memang,
untuk rute Medan-Banda Aceh atau sebaliknya penumpang lebih senang kelas yang
Non Stop karena bus nya bagus-bagus dan sangat lapang. Bus yang masih memiliki
bangku kosong tinggal Sempati Star seharga Rp.140.000 dengan mesin Mercedez
Bnez OH 1626 kelas patas executive dan sudah dilengkapi wifi. Saya, rio, mas
aziz, dan mas aris memilih untuk naik bus ini, sedangkan Arif mencoba bus
lainnya yaitu Kurnia V-engine Mercedez Benz OH 1634.
Setelah beli tiket, kami mandi
kemudian sarapan di terminal Batoh. Kami memesan teh tarik yang cukup khas
disini sambil melahap beberapa gorengan. Mas aziz dan mas aris makan soto ayam.
Harga nya cukup lumayan untuk teh tarik segelasnya 4rb dan untuk soto ayamnya
15rb. Setelah selesai sarapan, kami foto-foto di depan terminal sambil menunggu
kakak nya Hendra untuk menjemput kami di terminal. Tak lama menunggu, kakak nya
hendra datang bersama pacarnya dengan menggunakan mobil Escudo. Beruntung kami
mengajak hendra karena banyak sanak saudaranya yang tinggal di medan dan Aceh.
Sempat kami bertanya kepada becak motor untuk keliling wisata di Banda aceh
dari pagi jam 10 sampai maghrib dikenakan tarif Rp.200.000 per becak. Ogah !!
Kami diajak mengunjungi makam
Syiah Kuala. Tidak lama kami disini karena cukup membuat bulu kuduk kami
merinding. Next kami mengunjungi kapal yang terdampar diatas rumah Lampulo.
Musibah Tsunami beberapa tahun lalu menyisakan berbagai keajaiban yang membuat
banyak orang takjub atas kebesaran Allah SWT.
Selanjutnya kami melihat kuburan
masal korban tsunami di jalan pocut baren.
Teruuus berjalan mengelilingi kota Banda
aceh kemudian kami berhenti sejenak di pantai Lokhnga. Kami beristirahat sambil
foto-foto di pantai. Next kami sholat dzuhur di masjid Rahmatullah di Lokhnga, masjid ini merupakan
bangunan satu-satunya yang tidak hancur ketika bencana tsunami menghantam Aceh tepatnya di kota Lokhnga.
Selesai sholat kami pergi ke
museum tsunami. Museum ini tutup dari jam 12 sampai jam 2 siang, jadi datanglah
diluar jam tersebut. Di dalam museum ini terdapat daerah” mana saja yang
terkena tsunami, nama-nama korban tsunami, foto dan pemutaran film tentang
tsunami, dan masih banyak lagi. Bangunan museum ini sangat modern cocok untuk
anda yang suka fotography.
Setelah dirasa cukup dan hari semakin sore, kami
menutup wisata ini dengan mengunjungi masjid Baiturrahman di kota Banda Aceh.
Inti dari segala aktivitas kami di kota banda aceh ini adalah untuk menunaikan
sholat di masjid legendaris ini.
Segala keletihan kami terbayar sudah tatkala
kami tiba di masjid ini. Dari sebelumnya kami hanya bisa melihat gambar masjid
nya saja ketika waktu SD dahulu, kini dapat kami lihat langsung. Subhanallah,
maha besar Allah, masjid yang sungguh menakjubkan. Tak pernah terbayangkan
sebelumnya kalau saya bisa sampai di kota Banda Aceh dan menunaikan sholat di
masjid ini. Anda akan merasa sangat kecil sekali jika sholat di masjid ini. Memang
tidak sebesar masjid di kota Madinah, tapi masjid ini tak kalah menakjubkan. Cocok
jika Banda Aceh disebut kota serambi Mekkah.
Sore itu kota Banda Aceh diguyur
gerimis kecil membasahi raut wajah kami yang letih selama 3 hari ini. Sehabis makan
nasi kare kambing yang dipatok seharga Rp.22.000 per orang, kami mengunjungi toko
yang menjual souvenir khas Banda Aceh. Saya lupa nama tokonya, yang pasti lokasinya
masih sepelemparan batu dari masjid Baiturrahman. Kami masih ditemani kakak nya
Hendra yang menjadi guide kami selama di Aceh. Nah tawar menawar terjadi cukup
sengit di toko ini. Tidak hanya wanita yang sadis dalam menawar barang, kami
yang sebagian mahasiswa kere juga gak mau kalah untuk membeli oleh” dengan
harga murah. Tak jarang ucapan” modus kami keluarkan agar si mbak yang jual nya
luluh untuk menurunkan harga barang. Alhamdulillah, kami dikasih potongan dari
Rp.1000 sampai Rp.10.000. untuk kopi khas Aceh memang agak susah ditawar
soalnya racikannya mahal.. ada “itunya” tuh yang bikin mahal.. hahaha
Kami semua belanja, walau bokek
membayangi kami ketika di jakarta nanti, kami tak mau kehilangan souvenir khas
Aceh ini. Biar gak Hoax kalo udah ke Aceh, hehehe. Saya beli kaos lengan
panjang bertuliskan Atjeh dengan sablon ukiran khas Aceh dan juga beli 2
bungkus kopi bubuk khas Aceh. Yang lainnya juga tak beda jauh dengan saya. Ini pertama
kalinya saya touring bawa oleh”, kalo gak di PING !!
sama teman” saya mah gak bakalan bawa oleh”. Setelah cukup belanjanya, kami
semua menuju terminal Batoh untuk naik Bis dan kembali ke Medan.
Di terminal Batoh, kami disambut
oleh rekan” Aceh Bus Lover. Sungguh menyenangkan sekali bisa bertemu kawan satu
hobi di kota nun jauh dari Jakarta ini. Ternyata mereka tahu tentang kedatangan
kami di Aceh setelah teman kami Bayu mengabari mereka. Thanks berat Bay.. kami
semua saling bercengkrama dan menambah wawasan tentang dunia per-bis-an di kota
Aceh ini. Bang Kutaradja dengan antusias membagi pengetahuannya kepada kami
mengenai hal tersebut. Sambil menunggu pemberangkatan bus jam 8 malam, kami
foto-foto bersama sebagai kenang”an. Satu hal yang pasti, perbedaan almamater
tidak menjadi penghalang untuk bersilaturahmi sesama satu hobi yaitu BisMania. Terima
kasih rekan” Aceh Bus Lover, lain waktu kita berjumpa kembali. Insya Allah
Mendekati jam 8 malam, kami
bersiap untuk naik Bus Sempati Star yang sudah kami pesan tiketnya tadi pagi. Suatu
keistimewaan bagi kami tatkala Pak Mukhlis selaku owner dari bus Sempati Star
menyempatkan untuk berbincang-bincang dengan kami sebelum berangkat. Tambah lagi
wawasan kami mengenai Bus-bus di Banda Aceh ini. Jam 8 bus kami berangkat
menuju kota Medan. Kabin bus sangat nyaman sekali karena memakai kursi bermerk
Aldila dilengkapi selimut dan bantal yang besar. Terlebih lagi bis ini sudah
menggunakan mesin terbaru Mercedez Benz OH 1626 dengan suspensi udaranya yang
sangat baik. Badan capek, bis nya nyaman, ditambah gerimis, cakep banget deh
buat tidur. Zzzzz
Kami tiba di medan jam 7 pagi. Lagi-lagi
kami dikejutkan oleh rekan sehobi kami mas Very dari komunitas bus Medan
Bisser. Tuh kan, di Sumatera ini silaturahmi tak memandang almamater. Mau BMC
kek, Forbiscom kek, SBL kek, ABL, BDB BBM ataupun BBBBBBBB tetap saling
menghormati dan saling silaturahmi. Kami diajak singgah ke hotel tempat mas
Very nginep. Bahkan sebelum ke hotel, mas Very mengajak kami untuk makan Nasi
Lemak yang sangat nikmat tiada tara. Di traktir pula…. Aduuh jadi ga enak badan
nih kita sama mas Very. TERIMA KASIH sangat mas Very J
Sampai di hotel, kami menggilir
toilet untuk mandi sebelum terbang ke Surabaya nanti siang. Lagi-lagi terjadi
lomba siapa cepat nyarger BB karena colokannya terbatas. Hahaha dasar BB user
Setelah semua wangi dan siap
untuk satu pesawat dengan tante” manis arek Suroboyo, kami segera berangkat ke
bandara. Kami singgah ke tempat oleh” yang jual Bika Ambon dan sirup markisa
khas Medan. Disini kami males nawar soalnya waktu penerbangan sudah sangat
mepet. Sip, pesenan oleh” udah dibeli semua, udah gak ada lagi yang nge PING !! kami untuk beli oleh”. Jam 11 kami flight
menuju Surabaya dengan pesawat Air Asia dengan kode QZ 7611.
Jam 3 kami tiba di bandara
Juanda, Surabaya. Tak terasa waktu cepat sekali berlalu, rasanya baru tadi pagi
kami take off dari sini sekarang udah nyampe lagi. Lanjut bis Damri ke terminal
bungurasih dan makan siang pake soto ayam seharga 8rb. Rio dan mas aris lanjut
ke Jogja, mas aziz stay di Medan untuk pulang ke rumah orangtuanya di Rantau
Prapat, dan si Bolang Arip ngeteng naik bis dari Aceh sampe bandung, strees tuh
orang, tinggal saya dan hendra di terminal.
Rencana kami untuk pulang ke
Jakarta kandas ketika kami di culik oleh sepasang merpati yaitu Rhovant dan
Devi, rekan kami dari BMC Bandung yang lagi gaya-gayaan turing promo ke
Surabaya. Akhirnya karena badan udah capek berat kami terpaksa ikut mereka
nginep di hotel. Seneng juga rasanya bisa ngebolang bareng mereka lagi,
terlebih lagi ternyata hotel nya murah meriah tapi fasilitas nya cukup mewah. Nama
hotelnya Sparkling Backpacker Hotel, gak jauh dari stasiun Gubeng. Dengan harga
Rp.105.000, kita udah dapet double bed, Ac, Tv, wifi, dan sarapan pagi. Berhubung
waktu itu kamar full, kami bisa menambah satu kasur dengan harga 50% dari tariff
kamar. Lumayan banget kan walaupun toiletnya di luar. Nih nomor telpon nya
barangkali ada yg mau nginep disana +62 31 5321388..
Abis mandi, kami hunting kuliner di
kota Surabaya. Karena gak tau jalan taunya Cuma nama tempatnya doang, kami naik
taksi Blue Bird. Gak taunya, argo taksi belum sampai 10rb kita udah sampe di
warung sate tujuan kami. Ketika ditanya ke supirnya, “berapa pak”, seikhlasnya
saja mas.. yauda 15rb cukup lah ya buat berempat. Kami segera makan sate dengan
lahap, kecuali saya yang udah gak semangat soalnya udah capek banget. Abis makan
sate, lanjut makan es cream Zhangrandhi yang letaknya gak jauh dr tempat makan
sate tadi. Orang nya berempat, tapi pesen es cream nya 2 doang. Lah si rhovant
sama devi enak pacaran, lah kita ? 2 mangkok es cream kami gilir berempat biar
irit. Alasannya doang si Rhovant mau nyobain dulu 2 mangkok padahal mah emang
duit tinggal selembar. Ditambah lagi tokonya udah mau tutup lengkap sudah alibi
kami untuk tidak nambah. Hahaha
Balik ke hotel, kami semua
rebahan. Rhovant dan devi ngantor jam 8 pagi besok di Bandung. Mereka dapet
tiket promo Air Asia sub-bdg 100rb flight jam 6 pagi. Saya dan hendra maksimal
harus berangkat dari terminal Bungurasih ke Solo jam 9 pagi. Kami semua
sekamar, yang cowok di kasur atas, si devi di ekstra bed dibawah sendirian. Kasian
L
Jam 4 pagi semua alarm HP berdering.
Rhovant dan devi segera bersiap untuk meninggalkan hotel sementara saya dan
hendra masih semangat tidur. Sebelum pergi si rhovant menitipkan uang untuk
bayar hotel ke saya. Tarif khotel kan Rp.105.000 ya, si rhovant Cuma ngasih Rp.100.000
doang. Berhubung kami masih ngantuk berat jadi duit goceng tak lebih berharga
daripada tidur. Nanti aja nagihnya kalo ketemu lagi. Cadiak ang mah Vant !!
hahaha
Jam 7 pagi, telepon di kamar berdering,
ternyata dari penjaga hotel. “mas, sarapannya udah siap, di lantai 2 ya”. Begitu
ibu tsb berbicara dengan ramah. Saya dan hendra segera mandi dan sarapan. Menu nya
sederhana, nasi bihun goreng dengan telur dadar plus teh manis hangat. Alhamdulillah
modal sedikit tapi dapat banyak.. segera check out dan naik taksi ke terminal
bungur. Kami sudah agak kesiangan mengingat waktu tempuh dari Surabaya ke Solo
memakan waktu 6-7 jam. Kami harus naik bis dari Solo ke Jakarta maksimal jam 5
sore nanti.
Berhubung duit kami masih banyak
maka waktu menjadi prioritas kami waktu itu dibanding harus nunggu bis ke
terminal yang cukup lama. Sampai di bungur kena ongkos taksi 52rb, entah berapa
jumlah uang yang kami kasih, kami tak sempat mikir untuk mengambil kembalian
soalnya waktunya sudah mepet. Segera kami cegat bus Sumber Selamat yang
kebetulan pada waktu itu sudah berada di luar terminal, daripada naik bus di
dalam terminal lebih lama lagi nunggunya. Masih ada kursi kosong, dan bus pun
berangkat menuju solo dengan cepat.
Sampai di terminal Tirtonadi,
Solo jam 16.30. tujuan kami pergi ke Solo adalah Cuma mau naik Bis RAYA, bus
yang kabarnya sangat nyaman untuk tidur selama perjalanan. Kami berdua belum
pernah naik, makanya sekalian mau nyobain. Harga tiket bus executive 28 seat
kami bayar seharga Rp.150.000 per orang. 7 baris, dapat snack, ada bantal dan
selimut, toilet, dan dapat makan gratis 1x di Semarang. Alhmadulillah, tadinya
kami pikir akan ketinggalan bus soalnya jalan dari Surabaya menuju solo cukup
ramai. Segera masuk ke bus dan tidur. Kami
terbangun di rumah makan di kota Semarang, perut saya laper banget soalnya baru
makan tadi pas sarapan di hotel di Surabaya jam 7 pagi. Sekarang baru makan
lagi di Semarang jam 9 malam. Mungkin ini sebabnya badan saya kurus dan susah
gemuk.. ckck
Selesai makan bus kembali berangkat
menuju Jakarta. Saya dan hendra melanjutkan tidur yang terpotong karena makan. Hari
semakin larut, badan semakin ga karuan capeknya, saya akui ini adalah touring
paling melelahkan dibanding waktu saya tour Jakarta-Sumbawa dulu. Kami tertidur
pulas untuk mengisi tenaga karena besok jam 8 pagi kami harus kuliah lagi.
Jam 7 pagi kami tiba di pool bis
Raya di Pulogadung. Saya segera naik ojek mengejar waktu kuliah. Hendra dengan
manja dijemput teman pria nya untuk menuju kampus. Kami berpisah, saling
berjabat tangan atas pengalaman tak terlukiskan yang kami jalani bersama selama
4 hari ini. Kembali untuk beraktivitas seperti biasa lagi..
BIG THANKS to : Air Asia atas
promo nya Surabaya-Medan pp 230rb sehingga kami bisa mewujudkan mimpi kami
sholat di masjid Baiturrahman, juga untuk Rio yang memberitahukan saya tentang
promo ini, juga untuk Hengky yang menemani kami selama di Medan, Kakak nya
Hendra dan pacarnya yang menjadi guide kami selama di Aceh, rekan” Aceh Bus
Lover yang menyambut kami di terminal Batoh, dan juga untuk Mas Very atas
waktunya untuk menemani kami dan mentraktir kami makan nasi lemak di Medan dan
mengantar kami ke Bandara. Dan juga kepada sepasang merpati Rhovant dan Devi
yang “menjemput” kami untuk beristirahat di Hotel di Surabaya. TERIMA KASIH J
Fadri Adhie