Rabu, 14 November 2012

Dreams Comes True - (Jakarta-Surabaya-Medan-Banda Aceh-Medan-Surabaya-Solo-Jakarta)


Sewaktu masih duduk di sekolah dasar dulu, saya teringat bahwa guru saya pernah menerangkan kepada kami sejumlah budaya dan wisata yang ada di Negara Indonesia ini. Kami semua hanya bisa diam dan mendengarkan tanpa pernah membayangkan bahwa kami akan bisa sampai di kota-kota tersebut. Salah satu nya kota yang di terangkan guru kami dulu adalah provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, provinsi yang terletak di paling utara pulau Sumatera ini memiliki beragam budaya dan cerita nya tersendiri yang menarik untuk diketahui.

Berangkatlah kami 6 sekawan yang akan menjelajahi kota Banda Aceh ini, mereka diantaranya adalah saya, Rio, Hendra, Arif, Mas Aziz, dan Mas Aris. Kami semua mendapatkan tiket promo dari Air Asia untuk rute penerbangan Surabaya-Medan pp dengan harga Rp.230.000 yang sebelumnya diberitahu oleh master tiket pesawat promoan yaitu Rio. Rio sendiri adalah teman saya dari komunitas BMC Jogja yang juga menggemari pesawat dan kereta promoan. Hendra teman saya dari BMC Sumatra yang punya hubungan LDR dengan pacarnya di Banda Aceh, makanya saya ajak untuk melepas dahaga nya sesaat. Arif teman saya dari BMC Bandung, dia bolang paling ternama di seantero kota Bandung. Mas aziz teman kami dari BMC Jogja yang juga bekerja di Bus pariwisata Gege Trans di Jogja. Dan Mas Aris teman Rio dari Petugas KA di stasiun Lempuyangan Jogja. Mohon maaf kalau ada salah penulisan nama dan asal

Rabu, 8 November 2012, saya dan hendra janjian untuk bertemu di stasiun Senen, Jakarta Pusat. Kami berdua akan berangkat menuju Surabaya dengan kereta Gaya Baru Malam Selatan dengan alasan financial. Dengan harga tiket kereta sebesar Rp. 33.500 yang kami beli di Alfamart beberapa waktu lalu, berangkatlah kami menuju Surabaya. Ngegembel dulu baru berkelas kemudian, “Backpacker dahulu ala koper kemudian”, begitu teman saya Devi menyebutnya. Tepat pukul 12.30 wib, kereta  berangkat menuju Surabaya.

Ini kedua kalinya saya naik kereta ekonomi, sebelumnya saya kapok naik kereta ekonomi Progo dari Jogja menuju Jakarta karena kondisinya yang benar” menyengsarakan waktu itu. Namun perbaikan pelayanan terus dibenahi PT KAI dalam melayani pengguna kereta api sehingga kereta ekonomi saat ini sudah jauh lebih nyaman dibanding pengalaman saya sebelumnya. Sudah tidak ada lagi penumpang yang berdiri dan tiduran di lantai, toilet semakin bersih dan full air, pedagang sudah tidak banyak, dan pemeriksaan penumpang dan pedagang liar semakin ketat. Salut untuk perbaikan kualitas pelayanan PT, KAI .

Saya dan hendra duduk di gerbong 3, bersama 104 penumpang lainnya yang menuju tujuannya masing”. Satu gerbong kereta ini berisi 106 penumpang kalau saya tidak salah lihat waktu itu. Kereta melesat cepat melewati beberapa stasiun dan kota-kota di selatan pulau jawa ini. Duduk dalam kereta dengan waktu tempuh 15 jam membuat saya jenuh. Saya beranjak dari kursi dan nongkrong di sambungan gerbong bareng hendra untuk nyari angin. Ada kejadian memalukan yang sempat membuat kami tertawa saat kereta akan memasuki stasiun Klaten, saya sempat terjatuh dari kereta karena pegangan saya pada pintu terlepas dan membuat lutut saya terluka cukup santai. Untung keretanya udah mulai pelan ckckck…

Kami turun di stasiun Wonokromo, Jatim pukul 3 pagi. Kata teman saya Praba dari stasiun wonokromo ke terminal Bungurasih lebih dekat daripada turun di stasiun terakhir di Gubeng. Turun dari kereta kami bingung mau naik apa ke Bungur, soalnya kami berdua belum pernah berwisata di kota Surabaya. Jam terbang kami lebih banyak menjelajah di pulau Sumatra dibanding di pulau jawa. Di luar terminal ada angkot sejenis Elf yang menuju bungur, cus kita naik .. 

Saat akan turun di terminal Bungurasih, sang kernet menagih ongkos yang sama sekali tidak masuk akal. Dengan waktu tempuh tak lebih dari 15 menit kami diminta bayaran Rp. 20.000 per orang. Gila kan !! memang sudah Indonesiawi kalo ada orang asing masuk kota mereka dikenakan tarif seenak udel nya dewe. Dengan alasan angkot tsb mengantri sejak jam 10 malam mereka meminta tarif dengan harga mahal. Entah berapa tariff yang dikenakan ke penumpang lainnya di belakang kami karena kami sama sekali gak ngerti bahasa jawa. Namun sekilas terdengar ada ibu” nego dengan harga limolas, begitu yg kami dengar. Akhirnya setelah nego panjang Karena kami juga gak mau dibohongi kami terpaksa bayar Rp. 15.000 per orang. Yowes, anggep saja skalian amal…

Sampai di bungur, kami bersih” badan sambil nunggu rio dan mas Aziz. Kami memang janjian di dekat Bus Damri yang akan membawa kami ke bandara Juanda. Sebelum ke bandara kami membungkus pecel untuk sarapan di bandara nanti. Jam 05.30 kami berangkat menuju bandara Juanda dengan bis Damri dengan harga Rp.15.000 per orang. Setengah jam kemudian kami tiba di bandara dan berkumpul dengan mas Aris. Masih ada waktu 2 jam sebelum take off, kami sarapan pecel yang kami bungkus tadi dan saling berkenalan satu sama lain.. dapet temen baru niihh hhe 


Jam 7 kami siap berangkat. Setelah melewati proses yang rumit sebelum naik pesawat, kami duduk sesuai nomor kursi masing”. Cukup penuh penumpang waktu itu, jadi saya tidak bisa pindah kursi yang pengen banget deket jendela. Oh iya, ini pengalaman saya dan hendra yang pertama kali naik pesawat. Maklum saja soalnya kami lebih interest kalo turing naik Bis. Kami sempat khawatir soalnya kami beli tiket 40 hari menjelang keberangkatan, tau sendiri kan dengan angka 40 hari? Pengalaman pertama lagi.. hiiiiiii

Jam 8 pesawat Air Asia dengan kode penerbangan QZ 7610 lepas landas dengan mulus menuju awan yang tak pernah saya lihat dari dekat. Norak kan ? ckck 

Perjalanan mengudara kami sekitar 3 jam sampai ke bandara Polonia, Medan. Kondisi saya yang cukup lelah akibat 15 jam naik kereta ekonomi membuat saya tertidur cukup pules. Skip aja ya, ga ada yang menarik selama naik pesawat selain gumpalan awan dan melihat barisan kapal tangker di samudera lepas dari atas pesawat. Kami tiba di bandara polonia jam 11, dan teman kami Arif sudah menunggu sejak pagi di Polonia soalnya arip naik pesawat dari bandung menuju medan jam 6 pagi. Melihat macet nya kota medan siang itu membuat kami berpikir lagi untuk ke Brastagi. Gak mungkin terkejar soalnya malam nanti jam 9 kami harus berangkat ke Banda Aceh. Yowes, fix batal ke brastagi dan akhirnya kami mikir mau kemana sambil makan nasi padang. Gak jauh lah ya dimanapun kami berada disitu nasi padang tersedia. 

Di medan ini kami ditemani sepupu Hendra, namanya Hengky. Jadi gak nyasar deh hhe. Setelah makan siang, kami istirahat di kostan Hengky. Cukuplah untuk istirahat 3 orang di kasur dan 3 orang di lantai. Disini kami lomba nyari colokan buat nyarger BB yang udah pada lowbat. Kami tertidur pulas, jam 4 sore kami bangun dan cari makan. Kami mencoba untuk mencari makanan khas kota medan sampai jauh” naik angkot ke USU, trus ujung”nya kami makan nasi padang juga deket mesjid raya Medan. Abis makan, kami sholat isya di masjid raya medan, skalian foto-foto sebentar. Abis itu naik betor (becak motor) untuk kembali ke kostan hengky untuk ambil tas. Naik betor dari masjid raya medan sampai ke agen bus CV Pelangi dikenakan tariff Rp.35.000 per betor. Satu betor cukup untuk 3 orang. 

Jam 21.30, kami naik bus CV Pelangi kelas Patas menuju Banda Aceh. Bus-bus medan-aceh ada 4 kelas, ada kelas biasa dengan tariff 120rb sudah pake AC tapi agak sempit dan sering masuk terminal untuk nyari penumpang. Ada kelas patas dengan harga 140rb sudah AC, seat lumayan lapang dan dan tidak masuk terminal” kecil. Lalu ada kelas executive seat 2-2 sangat lapang seharga 170-180rb, dan kelas Non Stop seat 2-1 dengan tariff 200rb. Silahkan anda pilih sesuai kebutuhan. Untuk rekomendasi, kelas patas sudah cukup nyaman selama di jalan dan cukup tepat waktu sampai tujuan. Jalan menuju Banda Aceh sangat lebar dan mulus, tak jarang bus kami berjalan cukup kencang melibas setiap tikungan. Begitupun dengan bus tujuan aceh lainnya yang berjalan saling kejar-kejaran saling melewati satu sama lain. Kami sudah cukup lelah untuk begadang nonton bus “blong-blongan”. Kami memilih untuk tidur mengisi tenaga untuk city tour Banda Aceh besok. 12 jam kemudia kami tiba di terminal batoh, Banda Aceh.  

Jam 9 pagi kami tiba di terminal, kami langsung mencari tiket bus untuk kembali ke medan malam nanti. Niat kami untuk mencoba bus PMTOH “Masterpiece” gagal ketika saat kami tanyakan ke loket ternyata bus nya sudah penuh terisi. Padahal harga tiketnya paling mahal lho Rp.200.000 dibanding kelas lainnya yang seharga Rp. 140.000-180.000. memang, untuk rute Medan-Banda Aceh atau sebaliknya penumpang lebih senang kelas yang Non Stop karena bus nya bagus-bagus dan sangat lapang. Bus yang masih memiliki bangku kosong tinggal Sempati Star seharga Rp.140.000 dengan mesin Mercedez Bnez OH 1626 kelas patas executive dan sudah dilengkapi wifi. Saya, rio, mas aziz, dan mas aris memilih untuk naik bus ini, sedangkan Arif mencoba bus lainnya yaitu Kurnia V-engine Mercedez Benz OH 1634. 

Setelah beli tiket, kami mandi kemudian sarapan di terminal Batoh. Kami memesan teh tarik yang cukup khas disini sambil melahap beberapa gorengan. Mas aziz dan mas aris makan soto ayam. Harga nya cukup lumayan untuk teh tarik segelasnya 4rb dan untuk soto ayamnya 15rb. Setelah selesai sarapan, kami foto-foto di depan terminal sambil menunggu kakak nya Hendra untuk menjemput kami di terminal. Tak lama menunggu, kakak nya hendra datang bersama pacarnya dengan menggunakan mobil Escudo. Beruntung kami mengajak hendra karena banyak sanak saudaranya yang tinggal di medan dan Aceh. Sempat kami bertanya kepada becak motor untuk keliling wisata di Banda aceh dari pagi jam 10 sampai maghrib dikenakan tarif Rp.200.000 per becak. Ogah !! 


Kami diajak mengunjungi makam Syiah Kuala. Tidak lama kami disini karena cukup membuat bulu kuduk kami merinding. Next kami mengunjungi kapal yang terdampar diatas rumah Lampulo. Musibah Tsunami beberapa tahun lalu menyisakan berbagai keajaiban yang membuat banyak orang takjub atas kebesaran Allah SWT.  
Selanjutnya kami melihat kuburan masal korban tsunami di jalan pocut baren. 

Teruuus berjalan mengelilingi kota Banda aceh kemudian kami berhenti sejenak di pantai Lokhnga. Kami beristirahat sambil foto-foto di pantai. Next kami sholat dzuhur di masjid Rahmatullah di Lokhnga, masjid ini merupakan bangunan satu-satunya yang tidak hancur ketika bencana tsunami menghantam Aceh tepatnya di kota Lokhnga.   

Selesai sholat kami pergi ke museum tsunami. Museum ini tutup dari jam 12 sampai jam 2 siang, jadi datanglah diluar jam tersebut. Di dalam museum ini terdapat daerah” mana saja yang terkena tsunami, nama-nama korban tsunami, foto dan pemutaran film tentang tsunami, dan masih banyak lagi. Bangunan museum ini sangat modern cocok untuk anda yang suka fotography. 

Setelah dirasa cukup dan hari semakin sore, kami menutup wisata ini dengan mengunjungi masjid Baiturrahman di kota Banda Aceh. Inti dari segala aktivitas kami di kota banda aceh ini adalah untuk menunaikan sholat di masjid legendaris ini. 
Segala keletihan kami terbayar sudah tatkala kami tiba di masjid ini. Dari sebelumnya kami hanya bisa melihat gambar masjid nya saja ketika waktu SD dahulu, kini dapat kami lihat langsung. Subhanallah, maha besar Allah, masjid yang sungguh menakjubkan. Tak pernah terbayangkan sebelumnya kalau saya bisa sampai di kota Banda Aceh dan menunaikan sholat di masjid ini. Anda akan merasa sangat kecil sekali jika sholat di masjid ini. Memang tidak sebesar masjid di kota Madinah, tapi masjid ini tak kalah menakjubkan. Cocok jika Banda Aceh disebut kota serambi Mekkah.

Sore itu kota Banda Aceh diguyur gerimis kecil membasahi raut wajah kami yang letih selama 3 hari ini. Sehabis makan nasi kare kambing yang dipatok seharga Rp.22.000 per orang, kami mengunjungi toko yang menjual souvenir khas Banda Aceh. Saya lupa nama tokonya, yang pasti lokasinya masih sepelemparan batu dari masjid Baiturrahman. Kami masih ditemani kakak nya Hendra yang menjadi guide kami selama di Aceh. Nah tawar menawar terjadi cukup sengit di toko ini. Tidak hanya wanita yang sadis dalam menawar barang, kami yang sebagian mahasiswa kere juga gak mau kalah untuk membeli oleh” dengan harga murah. Tak jarang ucapan” modus kami keluarkan agar si mbak yang jual nya luluh untuk menurunkan harga barang. Alhamdulillah, kami dikasih potongan dari Rp.1000 sampai Rp.10.000. untuk kopi khas Aceh memang agak susah ditawar soalnya racikannya mahal.. ada “itunya” tuh yang bikin mahal.. hahaha 

Kami semua belanja, walau bokek membayangi kami ketika di jakarta nanti, kami tak mau kehilangan souvenir khas Aceh ini. Biar gak Hoax kalo udah ke Aceh, hehehe. Saya beli kaos lengan panjang bertuliskan Atjeh dengan sablon ukiran khas Aceh dan juga beli 2 bungkus kopi bubuk khas Aceh. Yang lainnya juga tak beda jauh dengan saya. Ini pertama kalinya saya touring bawa oleh”, kalo gak di PING !! sama teman” saya mah gak bakalan bawa oleh”. Setelah cukup belanjanya, kami semua menuju terminal Batoh untuk naik Bis dan kembali ke Medan. 

Di terminal Batoh, kami disambut oleh rekan” Aceh Bus Lover. Sungguh menyenangkan sekali bisa bertemu kawan satu hobi di kota nun jauh dari Jakarta ini. Ternyata mereka tahu tentang kedatangan kami di Aceh setelah teman kami Bayu mengabari mereka. Thanks berat Bay.. kami semua saling bercengkrama dan menambah wawasan tentang dunia per-bis-an di kota Aceh ini. Bang Kutaradja dengan antusias membagi pengetahuannya kepada kami mengenai hal tersebut. Sambil menunggu pemberangkatan bus jam 8 malam, kami foto-foto bersama sebagai kenang”an. Satu hal yang pasti, perbedaan almamater tidak menjadi penghalang untuk bersilaturahmi sesama satu hobi yaitu BisMania. Terima kasih rekan” Aceh Bus Lover, lain waktu kita berjumpa kembali. Insya Allah 



Mendekati jam 8 malam, kami bersiap untuk naik Bus Sempati Star yang sudah kami pesan tiketnya tadi pagi. Suatu keistimewaan bagi kami tatkala Pak Mukhlis selaku owner dari bus Sempati Star menyempatkan untuk berbincang-bincang dengan kami sebelum berangkat. Tambah lagi wawasan kami mengenai Bus-bus di Banda Aceh ini. Jam 8 bus kami berangkat menuju kota Medan. Kabin bus sangat nyaman sekali karena memakai kursi bermerk Aldila dilengkapi selimut dan bantal yang besar. Terlebih lagi bis ini sudah menggunakan mesin terbaru Mercedez Benz OH 1626 dengan suspensi udaranya yang sangat baik. Badan capek, bis nya nyaman, ditambah gerimis, cakep banget deh buat tidur. Zzzzz  

Kami tiba di medan jam 7 pagi. Lagi-lagi kami dikejutkan oleh rekan sehobi kami mas Very dari komunitas bus Medan Bisser. Tuh kan, di Sumatera ini silaturahmi tak memandang almamater. Mau BMC kek, Forbiscom kek, SBL kek, ABL, BDB BBM ataupun BBBBBBBB tetap saling menghormati dan saling silaturahmi. Kami diajak singgah ke hotel tempat mas Very nginep. Bahkan sebelum ke hotel, mas Very mengajak kami untuk makan Nasi Lemak yang sangat nikmat tiada tara. Di traktir pula…. Aduuh jadi ga enak badan nih kita sama mas Very. TERIMA KASIH  sangat mas Very J

Sampai di hotel, kami menggilir toilet untuk mandi sebelum terbang ke Surabaya nanti siang. Lagi-lagi terjadi lomba siapa cepat nyarger BB karena colokannya terbatas. Hahaha dasar BB user 

Setelah semua wangi dan siap untuk satu pesawat dengan tante” manis arek Suroboyo, kami segera berangkat ke bandara. Kami singgah ke tempat oleh” yang jual Bika Ambon dan sirup markisa khas Medan. Disini kami males nawar soalnya waktu penerbangan sudah sangat mepet. Sip, pesenan oleh” udah dibeli semua, udah gak ada lagi yang nge PING !! kami untuk beli oleh”. Jam 11 kami flight menuju Surabaya dengan pesawat Air Asia dengan kode QZ 7611.

Jam 3 kami tiba di bandara Juanda, Surabaya. Tak terasa waktu cepat sekali berlalu, rasanya baru tadi pagi kami take off dari sini sekarang udah nyampe lagi. Lanjut bis Damri ke terminal bungurasih dan makan siang pake soto ayam seharga 8rb. Rio dan mas aris lanjut ke Jogja, mas aziz stay di Medan untuk pulang ke rumah orangtuanya di Rantau Prapat, dan si Bolang Arip ngeteng naik bis dari Aceh sampe bandung, strees tuh orang, tinggal saya dan hendra di terminal.

Rencana kami untuk pulang ke Jakarta kandas ketika kami di culik oleh sepasang merpati yaitu Rhovant dan Devi, rekan kami dari BMC Bandung yang lagi gaya-gayaan turing promo ke Surabaya. Akhirnya karena badan udah capek berat kami terpaksa ikut mereka nginep di hotel. Seneng juga rasanya bisa ngebolang bareng mereka lagi, terlebih lagi ternyata hotel nya murah meriah tapi fasilitas nya cukup mewah. Nama hotelnya Sparkling Backpacker Hotel, gak jauh dari stasiun Gubeng. Dengan harga Rp.105.000, kita udah dapet double bed, Ac, Tv, wifi, dan sarapan pagi. Berhubung waktu itu kamar full, kami bisa menambah satu kasur dengan harga 50% dari tariff kamar. Lumayan banget kan walaupun toiletnya di luar. Nih nomor telpon nya barangkali ada yg mau nginep disana +62 31 5321388.. 

Abis mandi, kami hunting kuliner di kota Surabaya. Karena gak tau jalan taunya Cuma nama tempatnya doang, kami naik taksi Blue Bird. Gak taunya, argo taksi belum sampai 10rb kita udah sampe di warung sate tujuan kami. Ketika ditanya ke supirnya, “berapa pak”, seikhlasnya saja mas.. yauda 15rb cukup lah ya buat berempat. Kami segera makan sate dengan lahap, kecuali saya yang udah gak semangat soalnya udah capek banget. Abis makan sate, lanjut makan es cream Zhangrandhi yang letaknya gak jauh dr tempat makan sate tadi. Orang nya berempat, tapi pesen es cream nya 2 doang. Lah si rhovant sama devi enak pacaran, lah kita ? 2 mangkok es cream kami gilir berempat biar irit. Alasannya doang si Rhovant mau nyobain dulu 2 mangkok padahal mah emang duit tinggal selembar. Ditambah lagi tokonya udah mau tutup lengkap sudah alibi kami untuk tidak nambah. Hahaha 

Balik ke hotel, kami semua rebahan. Rhovant dan devi ngantor jam 8 pagi besok di Bandung. Mereka dapet tiket promo Air Asia sub-bdg 100rb flight jam 6 pagi. Saya dan hendra maksimal harus berangkat dari terminal Bungurasih ke Solo jam 9 pagi. Kami semua sekamar, yang cowok di kasur atas, si devi di ekstra bed dibawah sendirian. Kasian L

Jam 4 pagi semua alarm HP berdering. Rhovant dan devi segera bersiap untuk meninggalkan hotel sementara saya dan hendra masih semangat tidur. Sebelum pergi si rhovant menitipkan uang untuk bayar hotel ke saya. Tarif khotel kan Rp.105.000 ya, si rhovant Cuma ngasih Rp.100.000 doang. Berhubung kami masih ngantuk berat jadi duit goceng tak lebih berharga daripada tidur. Nanti aja nagihnya kalo ketemu lagi. Cadiak ang mah Vant !! hahaha

Jam 7 pagi, telepon di kamar berdering, ternyata dari penjaga hotel. “mas, sarapannya udah siap, di lantai 2 ya”. Begitu ibu tsb berbicara dengan ramah. Saya dan hendra segera mandi dan sarapan. Menu nya sederhana, nasi bihun goreng dengan telur dadar plus teh manis hangat. Alhamdulillah modal sedikit tapi dapat banyak.. segera check out dan naik taksi ke terminal bungur. Kami sudah agak kesiangan mengingat waktu tempuh dari Surabaya ke Solo memakan waktu 6-7 jam. Kami harus naik bis dari Solo ke Jakarta maksimal jam 5 sore nanti.

Berhubung duit kami masih banyak maka waktu menjadi prioritas kami waktu itu dibanding harus nunggu bis ke terminal yang cukup lama. Sampai di bungur kena ongkos taksi 52rb, entah berapa jumlah uang yang kami kasih, kami tak sempat mikir untuk mengambil kembalian soalnya waktunya sudah mepet. Segera kami cegat bus Sumber Selamat yang kebetulan pada waktu itu sudah berada di luar terminal, daripada naik bus di dalam terminal lebih lama lagi nunggunya. Masih ada kursi kosong, dan bus pun berangkat menuju solo dengan cepat. 

Sampai di terminal Tirtonadi, Solo jam 16.30. tujuan kami pergi ke Solo adalah Cuma mau naik Bis RAYA, bus yang kabarnya sangat nyaman untuk tidur selama perjalanan. Kami berdua belum pernah naik, makanya sekalian mau nyobain. Harga tiket bus executive 28 seat kami bayar seharga Rp.150.000 per orang. 7 baris, dapat snack, ada bantal dan selimut, toilet, dan dapat makan gratis 1x di Semarang. Alhmadulillah, tadinya kami pikir akan ketinggalan bus soalnya jalan dari Surabaya menuju solo cukup ramai. Segera masuk ke bus dan tidur.  Kami terbangun di rumah makan di kota Semarang, perut saya laper banget soalnya baru makan tadi pas sarapan di hotel di Surabaya jam 7 pagi. Sekarang baru makan lagi di Semarang jam 9 malam. Mungkin ini sebabnya badan saya kurus dan susah gemuk.. ckck 
Selesai makan bus kembali berangkat menuju Jakarta. Saya dan hendra melanjutkan tidur yang terpotong karena makan. Hari semakin larut, badan semakin ga karuan capeknya, saya akui ini adalah touring paling melelahkan dibanding waktu saya tour Jakarta-Sumbawa dulu. Kami tertidur pulas untuk mengisi tenaga karena besok jam 8 pagi kami harus kuliah lagi.
Jam 7 pagi kami tiba di pool bis Raya di Pulogadung. Saya segera naik ojek mengejar waktu kuliah. Hendra dengan manja dijemput teman pria nya untuk menuju kampus. Kami berpisah, saling berjabat tangan atas pengalaman tak terlukiskan yang kami jalani bersama selama 4 hari ini. Kembali untuk beraktivitas seperti biasa lagi..

BIG THANKS to : Air Asia atas promo nya Surabaya-Medan pp 230rb sehingga kami bisa mewujudkan mimpi kami sholat di masjid Baiturrahman, juga untuk Rio yang memberitahukan saya tentang promo ini, juga untuk Hengky yang menemani kami selama di Medan, Kakak nya Hendra dan pacarnya yang menjadi guide kami selama di Aceh, rekan” Aceh Bus Lover yang menyambut kami di terminal Batoh, dan juga untuk Mas Very atas waktunya untuk menemani kami dan mentraktir kami makan nasi lemak di Medan dan mengantar kami ke Bandara. Dan juga kepada sepasang merpati Rhovant dan Devi yang “menjemput” kami untuk beristirahat di Hotel di Surabaya. TERIMA KASIH J




                                                                                                           Fadri Adhie


















d
 foto-foto lainnya menyusul..